Profil Desa Winonglor

Ketahui informasi secara rinci Desa Winonglor mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Winonglor

Tentang Kami

Profil Desa Winonglor, Gebang, Purworejo. Menggali akar sejarah dari nama desa yang unik, potensi agraris yang menopang, serta peran sentral pendidikan dan Karang Taruna yang sangat aktif dalam membentuk generasi muda yang berdaya saing dan menjadi motor

  • Identitas Sejarah yang Kuat

    Memiliki nama unik yang berasal dari keberadaan Pohon Winong di masa lalu, menandakan ikatan masyarakat yang kuat pada sejarah, warisan, dan kearifan lokal.

  • Lumbung Agraris yang Stabil

    Perekonomian desa secara konsisten ditopang oleh sektor pertanian padi di lahan subur, yang menjadi fondasi utama bagi kesejahteraan dan ketahanan pangan warga.

  • Investasi Unggul pada Sumber Daya Manusia

    Menunjukkan fokus yang kuat pada pembangunan manusia melalui fasilitas pendidikan dasar dan pemberdayaan pemuda melalui organisasi Karang Taruna yang sangat aktif dan inovatif.

XM Broker

Di tengah hamparan agraris Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, terdapat sebuah desa yang namanya menyimpan jejak sejarah yang dalam: Desa Winonglor. Nama ini bukan sekadar penanda administratif, melainkan sebuah narasi yang terikat pada alam dan waktu. Lebih dari sekadar desa agraris, Winonglor menonjol sebagai komunitas yang menaruh investasi besar pada aset paling berharganya, yaitu generasi muda. Desa ini merupakan potret tentang bagaimana masa lalu dihormati sebagai akar, sementara masa depan dipupuk dengan penuh harapan melalui berbagai kegiatan pendidikan dan kepemudaan.Kisah Desa Winonglor adalah tentang keseimbangan. Keseimbangan antara mengolah lahan pertanian sebagai denyut nadi ekonomi dan membangun karakter serta keterampilan sumber daya manusianya sebagai pilar pembangunan jangka panjang. Di sini, semangat para pemuda yang terwadahi dalam Karang Taruna yang aktif menjadi pemandangan yang sama pentingnya dengan hijaunya padi di sawah. Desa ini membuktikan bahwa kemajuan sejati tidak hanya diukur dari hasil panen, tetapi juga dari seberapa besar ruang yang diberikan bagi tunas-tunas baru untuk tumbuh, berkreasi dan berkontribusi bagi tanah kelahiran mereka.


Jejak Sejarah dalam Nama dan Kondisi Geografis

Keunikan Desa Winonglor dimulai dari namanya. Kata "Winong" merujuk pada sejenis pohon besar (Tetrameles nudiflora) yang pada zaman dahulu sering dijadikan sebagai tengara atau titik pertemuan karena ukurannya yang gigantis dan menonjol. Sementara itu, "Lor" merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti "Utara". Gabungan kata ini mengindikasikan bahwa desa ini kemungkinan besar terbentuk dari sebuah komunitas yang bermukim di sebelah utara pohon Winong besar yang menjadi penanda wilayah. Keberadaan Desa Winongkidul ("Kidul" berarti Selatan) di kecamatan yang sama semakin memperkuat hipotesis asal-usul nama berbasis lokasi ini.Secara geografis, Desa Winonglor terletak di atas lahan dataran rendah yang subur. Berdasarkan data administrasi, luas wilayah desa ini yaitu sekitar 128 hektar atau 1.28 km². Lahan ini didominasi oleh persawahan beririgasi teknis yang menjadi tulang punggung utama aktivitas ekonomi warga.Batas-batas wilayah Desa Winonglor secara administratif ialah:

  • Berbatasan dengan Desa Gintungan

  • Berbatasan dengan Desa Salam

  • Berbatasan dengan Desa Winongkidul

  • Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Loano

Menurut data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Winonglor tercatat sekitar 2.600 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 2.031 jiwa per km², menunjukkan komunitas yang cukup padat dan dinamis.


Pertanian sebagai Denyut Nadi Perekonomian

Seperti desa-desa lain di sekitarnya, sektor pertanian merupakan pilar utama yang menopang kehidupan ekonomi di Desa Winonglor. Tanah yang subur dan ketersediaan air irigasi yang memadai memungkinkan para petani untuk membudidayakan padi secara intensif. Dalam setahun, siklus tanam padi bisa mencapai dua hingga tiga kali, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Gebang. Aktivitas pertanian ini menyerap sebagian besar tenaga kerja lokal dan menjadi sumber pendapatan utama bagi mayoritas keluarga.Selain padi, untuk menjaga keragaman dan mengoptimalkan lahan, sebagian petani juga menanam palawija seperti jagung, kedelai, dan sayur-mayur, terutama di lahan tegalan atau sebagai tanaman sela. Di samping pertanian tanaman pangan, beberapa warga juga beternak kambing, ayam, dan itik dalam skala rumah tangga. Usaha ternak ini berfungsi sebagai sumber gizi keluarga sekaligus sebagai "tabungan" yang dapat dijual sewaktu-waktu saat ada kebutuhan mendesak.Keberadaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menjadi wadah penting bagi para petani untuk meningkatkan kapasitas mereka. Melalui kelompok tani, mereka dapat saling bertukar informasi mengenai teknik budidaya terbaru, mengatasi masalah hama dan penyakit tanaman secara bersama-sama, serta mempermudah akses terhadap bantuan pupuk atau benih dari pemerintah.


Pendidikan dan Pemberdayaan Pemuda sebagai Pilar Pembangunan

Hal yang paling menonjol dari Desa Winonglor ialah komitmennya yang kuat terhadap pembangunan sumber daya manusia. Hal ini tercermin dari dua aspek utama: dukungan terhadap pendidikan formal dan pemberdayaan pemuda yang luar biasa aktif melalui Karang Taruna. Desa ini tampaknya menyadari betul bahwa masa depan desa tidak hanya bergantung pada kesuburan tanah, tetapi juga pada kualitas generasi penerusnya.Fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi pusat pembentukan karakter dan pengetahuan sejak dini. Masyarakat desa menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyekolahkan anak-anak mereka, memandang pendidikan sebagai jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik.Di luar pendidikan formal, Karang Taruna Tunas Harapan Desa Winonglor menjelma menjadi motor penggerak sosial yang sangat vital. Organisasi kepemudaan ini bukan sekadar papan nama, melainkan sebuah wadah yang hidup dan penuh inisiatif. Mereka secara rutin mengorganisir berbagai kegiatan yang berdampak positif bagi seluruh warga desa, di antaranya:

  • Bidang Olahraga: Menggelar turnamen bola voli dan sepak bola antar-dusun atau bahkan antar-desa yang selalu ramai dan menjadi ajang silaturahmi. Lapangan desa menjadi pusat aktivitas positif bagi kaum muda di sore hari.

  • Bidang Sosial dan Budaya: Menjadi panitia utama dalam perayaan Hari Kemerdekaan RI, mengadakan berbagai lomba tradisional yang meriah, serta menggerakkan kegiatan kerja bakti rutin untuk menjaga kebersihan lingkungan.

  • Bidang Kewirausahaan: Merintis usaha-usaha kecil seperti pengelolaan sound system untuk acara hajatan atau membuka stan kuliner saat ada event desa, sebagai cara untuk belajar mandiri secara finansial.

Seorang tokoh masyarakat setempat pernah mengungkapkan kebanggaannya. "Kami bangga dengan anak-anak muda di Karang Taruna Tunas Harapan. Mereka membuat desa ini hidup. Daripada hanya bermain gawai, mereka aktif berorganisasi dan peduli lingkungan. Merekalah harapan kami ke depan," ujarnya. Aktivitas ini secara efektif menjadi sarana menempa jiwa kepemimpinan, kerja sama, dan tanggung jawab sosial di kalangan generasi muda.


Kehidupan Sosial yang Guyub dan Berbudaya

Aktivitas kepemudaan yang tinggi merupakan cerminan dari kehidupan sosial masyarakat Winonglor yang guyub dan solid. Tradisi gotong royong masih terjaga dengan baik, tidak hanya dalam kegiatan fisik seperti membersihkan selokan, tetapi juga dalam bentuk dukungan sosial saat ada warga yang tertimpa musibah atau menggelar acara penting.Lembaga kemasyarakatan lainnya seperti PKK juga aktif memberikan kontribusi, khususnya dalam program kesehatan keluarga, posyandu, dan pemberdayaan perempuan. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala juga menjadi sarana penting untuk mempererat ikatan antarwarga dan membina akhlak masyarakat.


Tantangan Regenerasi dan Peluang Masa Depan

Meskipun memiliki program kepemudaan yang kuat, Desa Winonglor tetap menghadapi tantangan klasik pedesaan. Urbanisasi menjadi ancaman utama, di mana para pemuda terdidik dan terampil seringkali memilih untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar. Tantangan lainnya yaitu regenerasi petani, memastikan bahwa ada generasi penerus yang mau dan mampu mengelola lahan pertanian di tengah modernisasi.Namun tantangan tersebut diimbangi dengan peluang yang besar. Basis organisasi pemuda yang sudah kuat merupakan modal sosial yang tak ternilai. Peluang masa depan bagi Winonglor antara lain:

  • Pengembangan Wirausaha Muda: Mendorong para pemuda untuk menciptakan lapangan kerja di desa berbasis potensi lokal, misalnya di bidang pertanian modern (hidroponik), ekonomi kreatif, atau jasa digital.

  • Digitalisasi Desa: Memanfaatkan kecakapan teknologi generasi muda untuk membangun sistem informasi desa, mempromosikan produk UMKM secara online, dan meningkatkan efisiensi administrasi desa.

  • Wisata Tematik: Mengemas narasi sejarah nama "Winonglor" dan kegiatan pemudanya menjadi sebuah paket wisata edukasi atau budaya yang menarik.

Penutup

Desa Winonglor, Kecamatan Gebang, adalah sebuah contoh inspiratif tentang bagaimana sebuah desa dapat tumbuh dengan berpijak pada dua kaki yang kokoh: menghargai sejarah sebagai identitas dan memberdayakan pemuda sebagai energi masa depan. Dengan sawah yang menopang ekonomi dan semangat generasi muda yang menggerakkan dinamika sosial, Winonglor tidak hanya sedang menjalani hari ini, tetapi secara aktif sedang merancang dan membangun hari esoknya. Desa ini membuktikan bahwa aset terbesar sebuah wilayah bukanlah sumber daya alam semata, melainkan kualitas sumber daya manusianya.